Senin, 21 Desember 2015

pengertian arus listrik

Arus Listrik

Arus Listrik

adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. satuan arus listrik adalah Ampere.

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-), sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke terminal positif(+), arah arus listrik dianggap berlawanan dengan arah gerakan elektron.





Gambar 1. Arah arus listrik dan arah gerakan elektron.

�1 ampere arus adalah mengalirnya elektron sebanyak 624x10^16 (6,24151 � 10^18) atau sama dengan 1 Coulumb per detik melewati suatu penampang konduktor�

Formula arus listrik adalah:

I = Q/t (ampere)

Dimana:
I = besarnya arus listrik yang mengalir, ampere
Q = Besarnya muatan listrik, coulomb
t = waktu, detik

Kuat Arus Listrik

Adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya elektron bebas yang pindah melewati suatu penampang kawat dalam satuan waktu.

Definisi : �Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118 milligram perak dari nitrat perak murni dalam satu detik�.

Rumus � rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus dan waktu:

Q = I x t
I = Q/t
t = Q/I

Dimana :
Q = Banyaknya muatan listrik dalam satuan coulomb
I = Kuat Arus dalam satuan Amper.
t = waktu dalam satuan detik.

�Kuat arus listrik biasa juga disebut dengan arus listrik�

�muatan listrik memiliki muatan positip dan muatan negatif. Muatan positip dibawa oleh proton, dan muatan negatif dibawa oleh elektro. Satuan muatan �coulomb (C)�, muatan proton +1,6 x 10^-19C, sedangkan muatan elektron -1,6x 10^-19C. Muatan yang bertanda sama saling tolak menolak, muatan bertanda berbeda saling tarik menarik�

Rapat Arus

Difinisi :
�rapat arus ialah besarnya arus listrik tiap-tiap mm� luas penampang kawat�.



Gambar 2. Kerapatan arus listrik.

Arus listrik mengalir dalam kawat penghantar secara merata menurut luas penampangnya. Arus listrik 12 A mengalir dalam kawat berpenampang 4mm�, maka kerapatan arusnya 3A/mm� (12A/4 mm�), ketika penampang penghantar mengecil 1,5mm�, maka kerapatan arusnya menjadi 8A/mm� (12A/1,5 mm�).

Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan temperatur. Suhu penghantar dipertahankan sekitar 300�C, dimana kemampuan hantar arus kabel sudah ditetapkan dalam tabel Kemampuan Hantar Arus (KHA).



Tabel 1. Kemampuan Hantar Arus (KHA)

Berdasarkan tabel KHA kabel pada tabel diatas, kabel berpenampang 4 mm�, 2 inti kabel memiliki KHA 30A, memiliki kerapatan arus 8,5A/mm�. Kerapatan arus berbanding terbalik dengan penampang penghantar, semakin besar penampang penghantar kerapatan arusnya mengecil.

Rumus-rumus dibawah ini untuk menghitung besarnya rapat arus, kuat arus dan penampang kawat:

J = I/A
I = J x A
A = I/J

Dimana:
J = Rapat arus [ A/mm�]
I = Kuat arus [ Amp]
A = luas penampang kawat [ mm�]

Contoh Soal :
  1. Dalam suatu penghantar mengalir muatan sebesar 3600 coulomb, selama 4 menit. Berapakah besar arus listriknya ?
Diketahui : Q = 3600 C
t = 4 menit = 4 x 60 s = 240 s = 240 dt
Ditanyakan : I = ?
Jawab :
I = Q/t
=3600 C/240s
= 15 Ampere
Jadi arus listrik yang mengalir = 15 ampere = 15 A

2. Didalam sebuah penghatar selama 2 menit mengalir arus listrik sebesar 2 Ampere. Tentukanlah besar muatan listriknya !
Diketahui : t = 2 menit = 2 x 60 detik = 120 s = 120 dt
I = 2 Ampere
Ditanyakan : Q = ?
Jawab : Q = I x t = 2 A x 120 dt = 240 A , dt = 240 Coulomb.
Jadi muatan yang mengalir = 240 Coulomb = 240 C

3. Muatan listrik sebesar 600 Coulomb mengakibatkan arus mengalir di dalam penghantar sebesar 3 Ampere. Berapa lama muatan itu mengalir ?
Diketahui : Q = 600 Coulomb
I = 3 Ampere
Ditanyakan : t = ?
Jawab :
t =Q/t
= 600c/13A
= 200 sekon
= 200 dt
Jadi lama muatan itu mengalir = 200 sekon = 200 detik

4. Selama 20 menit di dalam penghantar mengalir muatan sebesar 1200 Coulomb.
Berapakah besar arus listriknya ?
Diketahui :
t = 20 menit = 20 x 60 detik = 1200 s = 1200 dt
Q = 1200 Coulomb
Ditanyakan : I = ?
Jawab :
I = Q/t =1200C/1200s
= 1 Ampere
= 1 A
Jadi arus listrik yang mengalir dalam penghantar = 1 Ampere = 1 A

  • 1 Ampere = 1000 mili Ampere = 10 m A
  • 1 mili Ampere = 1000 mikro Ampere = 10 u A
  • 1 Ampere = 1000 m A = 1000.000 mikro Ampere
Sumber Arus Listrik
Sumber arus listrik adalah penghasil arus listrik. Sumber arus listrik ada 2 macam :
  1. Sumber arus listrik searah ( DC = Direct Current )
Yaitu sumber arus listrik yang tidak berubah fasenya. Pada gambar grafik yang memperlihatkan hubungan antara tegangan ( V ) dan waktu ( t ) pada
Arus Listrik searah ( DC ).
Gambar 3. Grafik Arus Listrik Searah ( DC)
Contoh Sumber arus listrik searah ( DC )
  1. Batere/Baterai ( elemen kering )
  2. Accumulator ( aki = accu ) (elemen basah )
  3. Elemen Volta ( elemen basah )
  4. Solar sel
  5. Dinamo DC atau Generator DC
  6. Adaptor AC ke DC : a. Adaptor Sistem Perata Tunggal, b. Adaptor Sistem Cabang Tengah, c. Adaptor Sistem jembatan, d. Adaptor Sistem Dwi Kutub
  1. Sumbaer arus listrik bolak balik ( AC = Alternating Current )
Yaitu sumber arus listrik yang berubah-ubah fasenya setiap saat, jangka waktu tertentu mengalir ke satu arah,dan waktu yang lainnya kearah yang lain.

pengertian tentang fuse(sekring)


Pengertian dan Fungsi Fuse (Sekering) serta cara mengukurnya
Pengertian dan Fungsi Fuse (Sekering) serta Cara Mengukurnya – Fuse atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Sekering adalah komponen yang berfungsi sebagai pengaman dalam Rangkaian Elektronika maupun perangkat listrik. Fuse (Sekering) pada dasarnya terdiri dari sebuah kawat halus pendek yang akan meleleh dan terputus jika dialiri oleh Arus Listrik yang berlebihan ataupun terjadinya hubungan arus pendek (short circuit) dalam sebuah peralatan listrik / Elektronika. Dengan putusnya Fuse (sekering) tersebut, Arus listrik yang berlebihan tersebut tidak dapat masuk ke dalam Rangkaian Elektronika sehingga tidak merusak komponen-komponen yang terdapat dalam rangkaian Elektronika yang bersangkutan. Karena fungsinya yang dapat melindungi peralatan listrik dan peralatan Elektronika dari kerusakan akibat arus listrik yang berlebihan, Fuse atau sekering juga sering disebut sebagai Pengaman Listrik.
Fuse (Sekering) terdiri dari 2 Terminal dan biasanya dipasang secara Seri dengan Rangkaian Elektronika / Listrik yang akan dilindunginya sehingga apabila Fuse (Sekering) tersebut terputus maka akan terjadi “Open Circuit” yang memutuskan hubungan aliran listrik agar arus listrik tidak dapat mengalir masuk ke dalam Rangkaian yang dilindunginya.
Berikut ini adalah Simbol Fuse (Sekering) dan posisi pemasangan Fuse secara umum:
Simbol Fuse dan Cara pemasangan Fuse
Bentuk Fuse (Sekering) yang paling sering ditemukan adalah berbentuk tabung (silinder) dan Pisau (Blade Type). Fuse yang berbentuk tabung atau silinder sering ditemukan di peralatan listrik Rumah Tangga sedangkan Fuse yang berbentuk Pisau (blade) lebih sering digunakan di bidang Otomotif (kendaraan bermotor).
Nilai Fuse biasanya tertera pada badan Fuse itu sendiri ataupun diukir pada Terminal Fuse, nilai Fuse diantaranya terdiri dari Arus Listrik (dalam satuan Ampere (A) ataupun miliAmpere (mA) dan Tegangan (dalam satuan Volt (V) ataupun miliVolt (mV).
Dalam Rangkaian Eletronika maupun Listrik, Fuse atau Sekering ini sering dilambangkan dengan huruf “F”.

Cara Mengukur Fuse (Sekering) dengan Multimeter Digital

Pada umumnya Fuse memiliki bungkusan transparan yang terbuat dari Kaca maupun Plastik sehingga kita dapat melihat langsung apakah Kawat halus Fuse tersebut putus atau tidak. Tetapi ada juga jenis Fuse yang bungkusannya menutupi Kawat halus di dalamnya sehingga kita sulit untuk melihat isi daripada Fuse tersebut. Oleh karena itu, kita perlu mengukur Fuse dengan Multimeter untuk mengetahui apakah Fuse tersebut masih baik atau sudah terputus.
Berikut ini adalah cara untuk mengukur Fuse dengan menggunakan Multimeter Digital :
  1. Aturlah posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω)
  2. Hubungkan Probe Multimeter pada masing-masing Terminal Fuse / Sekering seperti pada gambar berikut ini. Fuse atau Sekering tidak memiliki polaritas, jadi posisi Probe Merah dan Probe Hitam tidak dipermasalahkan.
  3. Pastikan nilai yang ditunjukan pada Display Multimeter adalah “0” Ohm. Kondisi tersebut menandakan Fuse tersebut dalam kondisi baik (Short).
  4. Jika Display Multimeter menunjukan “Tak Terhingga”, maka Fuse tersebut dinyatakan telah putus atau terbakar.
Cara Mengukur Fuse / Sekering
Fuse yang sudah putus harus diganti dengan Fuse yang spesifikasinya yang sama. Apabila Spesifikasi Fuse yang diganti tersebut berbeda, maka fungsi Fuse yang sebagai pengaman ini tidak dapat berfungsi secara maksimal atau tidak dapat melindungi Rangkaian / Peralatan Elektronika ataupun peralatan listrik dengan baik.

pengertian kwh meter

KWH Meter Analog

Kwh meter adalah alat yang digunakan oleh pihak PLN untuk menghitung besar
pemakaian daya konsumen. Alat ini sangat umum dijumpai di masyarakat. Bagian
utama dari sebuah KWH meter adalah kumparan tegangan, kumparan arus, piringan
aluminium, magnet tetap yang tugasnya menetralkan piringan aluminium dari induksi
medan magnet dan gear mekanik yang mencatat jumlah perputaran piringan
aluminium.
Alat ini bekerja menggunakan metode induksi medan magnet dimana medan
magnet tersebut menggerakkan piringan yang terbuat dari aluminium. Putaran
piringan tersebut akan menggerakkan counter digit sebagai tampilan jumlah KWH
nya.

Image result for tentang kwh meter
Gambar.a mengambarkan kepada kita bagaimana medan magnet
memutarkan piringan alumunium. Arus listrik yang melalui kumparan arus mengalir
sesuai dengan perubahan arus terhadap waktu. Hal ini menimbulkan adanya medan di
permukaan kawat tembaga pada koil kumparan arus. Kumparan tegangan membantu
mengarahkan medan magnet agar menerpa permukaan alumunium sehingga terjadi
suatu gesekan antara piringan alumunium dengan medan magnet disekelilingnya.
Dengan demikian maka piringan tersebut mulai berputar dan kecepatan putarnya
dipengaruhi oleh besar kecilnya arus listrik yang melalui kumparan arus.
Gambar b merupakan koneksi KWH Meter dimana ada empat buah
terminal yang terdiri dari dua buah terminal masukan dari jala – jala listrik PLN dan
dua terminal lainnya merupkan terminal keluaran yang akan menyuplai tenaga listrik
ke rumah.
Dua terminal masukan dihubungkan ke kumparan tegangan secara parallel dan
antara terminal masukan dan keluaran dihubungkan ke kumparan arus.
Prinsip Kerja KWH Meter
Berikut diberikan gambar KWH meter analog beserta gambar prinsip kerja dari KWH
meter tersebut apabila ditinjau dari segi fisika.
Dari gambar di bawah dapat dijelaskan bahwa arus beban I menghasilkan
fluks bolakbalik Φc, yang melewati piringan aluminium dan menginduksinya,
sehingga menimbulkan tegangan dan eddy current. Kumparan tegangan Bp juga
mengasilkan fluks bolak-balik Φp yang memintas arus If. Karena itu piringan
mendapat gaya, dan resultan dari torsi membuat piringan berputar.

Torsi ini sebanding dengan fluks Φp dan arus IF serta harga cosinus dari sudut
antaranya. Karena Φp dan IF sebanding dengan tegangan E dan arus beban I, maka
torsi motor sebanding dengan EI cos θ, yaitu daya aktif yang diberikan ke beban.
Karena itu kecepatan putaran piringan sebanding dengan daya aktif yang terpakai.
Semakin besar daya yang terpakai, kecepatan piringan semakin besar, demikian pula
sebaliknya. Secara umum perhitungan untuk daya listrik dapat di bedakan menjadi
tiga macam, yaitu :
Daya kompleks S(VA) = V.I
Daya reaktif Q(VAR) = V.I sin φ
Daya aktif P(Watt) = V.I cos φ ……………………………………….…(2.1)
Hubungan dari ketiga daya diatas dapat dituliskan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
S P2 Q2
S (VI )2 .(sin2 cos2 )
S V.I …………………………………………………………………………(2.2)
Dari ketiga daya diatas, yang terukur pada KWH meter adalah daya aktif, yang
dinyatakan dengan satuan Watt.
 Perhitungan Biaya KWH Meter
KWH Meter berarti Kilo Watt Hour Meter dan kalau diartikan menjadi n ribu watt
dalam satu jamnya. Jika membeli sebuah KWH Meter maka akan tercantum X putaran
per KWH, artinya untuk mencapai 1 KWH dibutuhkan putaran sebanyak x kali
putaran dalam setiap jamnya. Contohnya jika 900 putaran per KWH maka harus ada
900 putaran setiap jamnya untuk dikatakan sebesar satu KWH. Jumlah KWH itu
secara kumulatif dihitung dan pada akhir bulan dicatat oleh petugas besarnya
pemakaian lalu dikalikan dengan tarif dasar listrik atau TDL ditambah dengan biaya
abodemen dan pajak menghasilkan jumlah tagihan yang harus dibayarkan setiap
bulannya.
KWH Meter Prabayar PLN
Kwh meter pbrabayar ini dirancang denngan menggunakan kwh meter elektrik yang
baru. Sistem pembayaran atau pengisian rekening listrk adalah dengan menggunakan
aplikasi chip card. Aplikasi ini sangat memudahkan masyarakat dan PLN dalam hal
proses pengisian rekening listrik yang efektif. Chip card adalah suatu jenis kartu alat
pembayaran yang semakin populer seiring dengan kemajuan teknologi
mikroelektronika serta semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap alat
pembayaran yang praktis. Kehadiran chip card tidak dapat dihindari dimana
penggunaannya semakin luas baik volume maupun lingkup aplikasinya. Salah satu
kemungkinan aplikasi chip card adalah sebagai alat bayar konsumsi energi listrik.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh oleh Pengelola Gedung dari
penggunaan KWh meter pra-bayar di antaranya adalah:
1. Mendapatkan uang kas lebih awal sebelum listrik diproduksi dan digunakan,
sehingga dapat menambah likuiditas perusahaan ini.
2. Pengendalian transaksi lebih mudah sehingga mengurangi kemungkinan
tagihan yang tidak terbayar dan pencurian listrik. Pemasaran listrik prabayar
ini dapat juga diserahkan pada pihak ketiga.
3. Pengurangan overhead atau biaya yang diperlukan untuk pengecekan
konsumsi listrik ke rumah-rumah atau konsumen lainnya.
Sedangkan bagi konsumen, sistem ini juga dapat menguntungkan yaitu :
1. Pengendalian penggunaan listrik dapat lebih baik, karena pembayaran yang
dilakukan diawal dapat digunakan untuk membatasi konsumsi
2. Perbaikan sistem pengukuran karena perangkat elektronik yang digunakan
adalah elektronis dengan ketelitian dan keamanan yang lebih tinggi
3. Mengurangi kesalahan penagihan yang disebabkan human error.
Prinsip Kerja Kwh Meter Prabayar Chip Card
Chip card dapat digunakan sebagai alat pembayaran rekening listrik dengan
mengembangkan Kwh meter Elektronik Digital yang dilengkapi dengan perangkat
pembaca kartu serta perangkat transaksi lunak berbasis smart card. Kwh meter akan
beroperasi berdasarkan nilai kredit yang dimasukkan (download) dari chip card
kedalam register Kwh, dan selanjutnya nilai kredit tersebut dijadikan acuan untuk
mengontrol bekerjanya Kwh meter. Nilai kredit didalam register akan dikurangi
secara bertahap sebanding dengan nilai energi listrik yang telah dikonsumsi
(digunakan).
Jika isi register telah habis maka Kwh meter harus segera diisi kembali
(register sisa pulsa sama dengan 10%) maka ada alarm (LED ON), dan jika setelah
jangka waktu yang telah ditetapkan belum juga diisi nilai kreditnya maka Kwh meter
akan memutus saklar pemutus atau Internal Contactor sehingga supply daya terputus.
Pengisian pulsa listrik kedalam smart card menggunakan Portable Terminal yang
koneksi dengan Perangkat Lunak Sinkronisasi Dan Billing Sistem yang telah diinstal
di Komputer (Master Station).
Perbedaan Kwh Meter Prabayar Rakitan Dengan Kwh Meter Prabayar PLN.
Perbedaan yang dapat dilihat dari kedua alat yaitu antara Kwh Meter Prabayar Rakitan
dengan Kwh Meter Prabayar PLN adalah :
1. Kwh Prabayar Rakitan mengguakan Kwh Meter analog, sedangkan Kwh
Meter Prabayar PLN menggunakan Kwh Elektronik
2. Kwh Prabayar Rakitan menggunakan sensor optocoupler untuk menghitung
daya beban pemakaian, sedangkan Kwh Prabayar PLN langsung menggunakan
rangkaian otomaris yang sudah digabungkan dengan Kwh elektronik
3. Kwh Prabayar Rakitan menggunakan Keypad 4x4 sebagai interface untuk
pengisian voucher listrik, sedangkan pada Kwh Prabayar PLN menggunakan
perangkat pembaca kartu (Chip Card Reader) dan ada juga yang menggunakan
keypad 4x4 sebagai interfacenya.

cara merakit panel

Cara merakit panel dan pengertian materialnya



cara membuat pengunci pada panel listrik sangatlah gampang,yang pasti kita harus mengerti tentang kode-kode yang ada di kontaktor atau di relay itu sendiri,
kode yang biasa ada di kontaktor atau di relay yaitu No(natural open) dan NC(Natural close),adapula A1 dan A2.sebagai mana kalian tahu kontaktor dan relay berguna untuk meng switch atau menyambung arus voltase kecil ke arus voltase besar,dengan cara kerja plat yang ada di kontaktor atau relay akan menyambung karena adanya kumparan yg mendorong plat yang ada didalam kontaktor atau relay.
Dibawah ini saya akan memberikan rincian tentang pengertian dan cara kerja NO(Naturally open) dan NC(Naturally close) pada beberapa kode yang ada di beberapa panel listrik Industri.


Magnetic Contactor

Magnetic Contactor atau teman-teman kami menyebutnya kontaktor.
Prinsipnya kerjanya adalah rangkaian pembuat magnet untuk menggerakkan penutup dan pembuka saklar internal didalamnya. Yang membedakannya dari kedua peralatan tersebut adalah kekuatan saklar internalnya dalam menghubungkan besaran arus listrik yang melaluinya.

Pemahaman sederhananya adalah bila kita memberikan arus listrik pada coil relay atau kontaktor, maka saklar internalnya juga akan terhubung. Selain itu juga ada saklar internalnya yang terputus. Hal tersebut sama persis pada kerja tombol push button, hanya berbeda pada kekuatan untuk menekan tombolnya.

Saklar internal inilah yang disebut sebagai kontak
NO (Normally Open= Bila coil contactor atau relay dalam keadaan tak terhubung arus listrik, kontak internalnya dalam kondisi terbuka atau tak terhubung) dan kontak NC (Normally Close= Sebaliknya dengan Normally Open). Seperti dijelaskan pada gambar dibawah ini.


Relay dianalogikan sebagai pemutus dan penghubung seperti halnya fungsi pada tombol (Push Button) dan saklar (Switch)., yang hanya bekerja pada arus kecil 1A s/d 5A. Sedangkan Kontaktor dapat di analogikan juga sebagai sebagai Breaker untuk sirkuit pemutus dan penghubung tenaga listrik pada beban. Karena pada Kontaktor, selain terdapat kontak NO dan NC juga terdapat 3 buah kontak NO utama yang dapat menghubungkan arus listrik sesuai ukuran yang telah ditetapkan pada kontaktor tersebut. Misalnya 10A, 15A, 20A, 30A, 50Amper dan seterusnya. Dibawah ini adalah contoh magnetic contactor.
 


Time Delay Relay (Timer)
Sebagaimana yang telah diterangkan diatas, maka pada kedua komponen ini Timer dan Tripper juga mempunyai kontak NO dan NC. Dan yang membedakannya hanya pada kondisi pengaktifannya saja.

Kontak NO dan NC pada Timer (Time Delay Relay) akan bekerja ketika timer diberi ketetapan waktunya, ketetapan waktu ini dapat kita tentukan pada potensiometer yang terdapat pada timer itu sendiri. Misalnya ketika kita telah menetapkan 10 detik, maka kontak NO dan NC akan bekerja 10 detik setelah kita menghubungkan timer dengan sumber arus listrik.Contoh gambar (Time Delay Relay) atau teman-teman kami menyebutnya (Timer ) ada dibawah ini :
Over Load Relay
 
Sedikit berbeda dengan kontak NO dan NC yang terdapat di Timer, padaTripper (Thermal Over Load Relay) kontak NO dan NC nya bekerja karena mendapat daya tekan dari bimetal trip yang terdapat di dalamnya. Bimetal Trip ini akan melengkung apabila resistance wire dilewati arus lebih besar dari nominalnya dan menekan lengan kontak, sehingga kontak NC berubah menjadi kontak NO. 
Dibawah ini adalah contoh gambar  Overload relay.
 Relay
Relay terdiri dari Coil & Contact
coil adalah gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedang contact adalah  sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik dicoil.  Cara kerjanya sama dengan magnetic contactor(kontaktor) yait terdiri dari NO(Naturally Open),NC(Naturally Close) dan coil itu sendiri sebagai penggerak kumparan yang akan menggerakkan plat didalam relay
contoh gambar relay ada dibawah ini :
Tombol Puss button ON
tombol sebagai saklar yang akan digunakan sebagai peng-ON dipanel dan tombol inilah yang akan dipakai sehari-hari apbila panel atau rangkaian itu akan digunakan.
Tombol Push Button OFF
kegunaanya sama seperti tombol push button ON,tapi ini digunakan untuk mematikan saklar atau rangkaian









Jumat, 18 Desember 2015

cara kerja recloser

RECLOSER dan CARA KERJA

adalah rangkaian listrik yang terdiri pemutus tenaga yang
dilengkapi kotak kontrol elektonik (Electronic Control Box), yaitu suatu
peralatan elektronik sebagai kelengkapan recloser dimana peralatan ini tidak
berhubungan dengan tegangan menengah dan pada peralatan ini recloser dapat
dikendalikan cara pelepasannya. Dari dalam kotak kontrol inilah pengaturan
(setting) recloser dapat ditentukan.
Alat pengaman ini bekerja secara otomatis guna mengamankan suatu
sistem dari arus lebih yang diakibatkan adanya gangguan hubung singkat. Cara
bekerjanya adalah untuk menutup balik dan membuka secara otomatis yang dapat
diatur selang waktunya, dimana pada sebuah gangguan temporer, recloser membuka tetap sampai waktu setting yang di tentukan kemudian recloser akan menutup kembali setelah
gangguan itu hilang. Apabila gangguan bersifat permanen, maka setelah membuka
atau menutup balik sebanyak setting yang telah ditentukan kemudian recloser
akan membuka tetap (lock out).
Fungsi Recloser
Pada suatu gangguan permanen, recloser berfungsi memisahkan
daerah atau jaringan yang terganggu sistemnya secara cepat sehingga dapat
memperkecil daerah yang terganggu pada gangguan sesaat, recloser akan
memisahkan daerah gangguan secara sesaat sampai gangguan tersebut akan
dianggap hilang, dengan demikian recloser akan masuk kembali sesuai
settingannya sehingga jaringan akan aktif kembali secara otomatis.
Untuk lebih lengkapnya dibawah ini adalah beberapa setting waktu
pada gangguan yang terjadi (PT.PLN (Persero) Cabang Surakarta : Recloser) :
1) Setting recloser terhadap gangguan prmanen
Interval :           1 st                  :   5 detik
2 nd                 : 10 detik
Lock out          : 3X trip (reclose 2X)
Reset delay      : 90 detik
2) Setting recloser terhadp gangguan sesaat sama dengan gangguan
permanen yang membedakan adalah tidak ada trip ke 3.
Cara Kerja Recloser
Waktu membuka dan menutup pada recloser dapat diatur pada kurva
karakteristiknya. Secara garis besarnya adalah sebagai berikut (PLN (Persero)
1997 : PBO) :
1. Arus yang mengalir normal bila tidak terjadi gangguan.
2. Ketika terjadi sebuah gangguan, arus yang mengalir melalui recloser
membuka dengan operasi “fast”.
3. Kontak recloser akan menutup kembali setelah beberapa detik, sesuai
setting yang ditentukan. Tujuan memberikan selang waktu adalah memberi
kesempatan agar gangguan tersebut hilang dari sistem, terutama gangguan
yang bersifat temporer.
4. Apabila yang terjadi adalah gangguan permanen, maka recloser akan
membuka dan menutup balik sesuai setting yang ditentukan dan kemudian
lock out.
5. Setelah gangguan permanen dibebaskan oleh petugas, baru dapat
dikembalikan pada keadaan normal.
Image result for cara kerja recloser